headline photo

Penyesuaian Perkawinan Pertama Dan Kedua Pada Pria Suku Sasak Lombok

Monday, August 06, 2012

Masalah Perceraian merupakan kulminasi dari penyesuaian perkawinan yang buruk, dan terjadi bila antara suami dan istri yang tidak mampu lagi mencari cara penyelesaian masalah yang dapat di putuskan oleh kedua belah pihak, masalah perkawinan tidak terlepas dengan apa yang di sebut dengan proses adaptasi dari pasangan suami istri untuk mengambil suatu keputusan dari konflik dengan perasaan puas dalam suatu perkawinan. Baik itu masalah keuangan/ekonomi, orang tua maupun pada pasangan suami itu sendiri untuk mencapai keluarga bahagia dan harmonis. 


Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui perbedaan penyesuaian perkawinan pertama dan kedua dalam tradisi kawin cerai suku sasak serta apa faktor yang melatar belakangi sehingga mereka melakukan hal tersebut. Penelitian ini menggunakan data kualitatif dengan populasi penelitian yaitu : laki-laki dan sudah pernah menjalani perkawinan sebanyak dua kali dan para kerabat yang memiliki saudara atau tetangga yang pernah menjalani hal di atas. Tehnik pengumpulan data dengan metode obserfasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan untuk menganalisis datanya dari hasil diskusi, melakukan trigulasi (cek-ricek), melakukan member cek terhadap temuan lapangan dan sebagainya. Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat perbedaan penyesuaian perkawinan pertama dan kedua. Dengan hasil analisis perkawinan pertama cenderung sedikit yang di pertahankan dan rata-rata mesti melakukan perkawinan yang kedua kali. 

Saran untuk pasangan muda yang akan melangsungkan perkawinan agar mempersiapkannya dengan matang dan bagi orang tua atau wali yang mempunyai anak di harapkan dapat membantu persiapan putra-putrinya, serta bagi penasehat perkawinan setempat dan KUA setempat untuk menjadikannya sebagai bahan pertimbangan, bagi peneliti selanjutnya yang ingin mengetahui lebih jauh tentang penyesuaian perkawinan, khususnya pada pernikahan usia dini, sebaliknya melakukan penelitian dengan lebih memperhatikan aspek budaya dalam sebuah lingkungan masyarakat. Karena berangkat dari budaya yang di anut, dapat diungkapkan faktor penyesuaian perkawinan yang lebih mendalam lagi.
http://digilib.umm.ac.id/files/disk1/130/jiptummpp-gdl-s1-2006-agustina01-6453-PENDAHUL-N.PDF

0 comments:

Post a Comment